Aku dan Rumah kedua ku
Beginilah luka-liku aku berada di dunia dakwah. Ingatlah
diantara kitanya terdapat suatu perbedaan, tapi jangan kau lupakan dengan
perbedaan itu kau akan mulai mencari persamaannya. Mulailah kau akan menerima
perbedaan itu dalam suatu persamaan. Cobaan yang paling berat yang aku hadapi
saat ini adalah melawan hawa nafsu ku sendiri, disisi lain aku tak bisa
menerima cercaan dari orang lain terhadap diri ini. Dan disisi lain aku harus
bisa menerima itu semua, karena mereka mencerca atau berprasangka karena ulah
ku sendiri. Kini saatnya aku utarakan sebuah pengakuan dari hati, diri ini
begitu banya khilaf dan salah.
“aku begitu banyak salah, dan aku memang tak sebagus
kalian”
“aku pun menjauh karena aku tak ingin megotori hati
kalian”
Dari perkataan itu aku dapati sebuah pernyataan yang
memang bisa di katakan benar, dengan sikap yang khilaf dan terkadang salah,
bercermin diri, aku memang tak sebagus yang lain, yang bisa menjaga dirinya
dari godaan syetan yang terkutuk.
Jauhilah aku tapi jangan kau jauhi medan dakwahmu.
Terimakasih ya Rabbi, lewat tangan-tangan lembut mereka
kau tunjukkan jalan yang lurus itu. Sempat aku berdoa “ya Allah luruskanlah
jalan yang aku tempuh, saat aku belok maka luruskanlah pada jalan yang benar ”,
Allahu Ma’i, Allahu nadziri, Allahu syahidi, Allah Melihatku, Allah Bersamaku,
Allah selalu menyaksikanku. Dengan keyakinan itu, keteguhan hati, Allah pun
mengabulkan doaku, subhanallah
Nyatalah sudah kehendak Allah, dan kebenaran memang
selalu datang dari Allah.
Dengan peringatan yang diberikan oleh Mu lewat
tangan-tangan mereka ya Allah, aku akan berusaha memperbaiki diri.
“Sekuat apapun kau membela, jikalau kau salah maka
perbaikilah”
Pergi, menghilang bisa saja itu sebuah solusi, jikalau
kau pergi dengan untuk mencari rahmat-Nya.
Tapi jikalau kau pergi, menghilang bukan karena itu, maka
kembalilah karena disini kau pun akan mendapatkan pelajaran. Bertahanlah dengan
nama Tuhanmu. Luruskan niatmu untuk mengagungkan kalimat Allah. Bukankah kau
datang kemari atas dasar panggilan Allah dan kehendak Allah. Kini saatnya diri
ini bermuhasabah diri, meratapi setiap kata yang terucap, sikap dan tingkah
laku yang tak berkenan di mata Mu ya Rabb dan di mata-mata hamba-hambaMu.
Pedih rasanya disaat seseorang sudah tak merasa nyaman
lagi karena keberadaanku yang membuat kotor ruangan ini. Ingin pergi dan
menghindar karena malu. Karena diri ini tlah menodai.
Tapi ketahuilah itu bukan solusi yang tepat. Solusi yang tepat
adalah membersihkan noda dari ruangan itu, dengan keyakinan untuk merubahnya
lebih cantik, dan tertata rapih, menjaganya agar tak kotor lagi, dan menjaga
diri untuk tidak menodai lagi. Adakalanya kita harus bertahan dengan
memperbaiki semuanya, bukan malah mundur dan menghindar karena takut, takut itu
terulang kembali. Sesungguhkan ketakutan itu hanyalah semu, nyatalah sebuah
keberanian. Berani berbuat maka berani bertanggung jawab, bukanlah menghindar.
Kau sudah melangkah terlalu jauh, dan tengoklah kau takkan mudah bisa kembali
lagi ke belakang. Tataplah didepanmu masih ada jalan panjang yang menanti
dirimu untuk kau langkahkan kakimu diatasnya.
Semoga kau mendapat pelajaran.