Selasa, 06 November 2012

cahaya anugerah


Aku dan Rumah kedua ku

Beginilah luka-liku aku berada di dunia dakwah. Ingatlah diantara kitanya terdapat suatu perbedaan, tapi jangan kau lupakan dengan perbedaan itu kau akan mulai mencari persamaannya. Mulailah kau akan menerima perbedaan itu dalam suatu persamaan. Cobaan yang paling berat yang aku hadapi saat ini adalah melawan hawa nafsu ku sendiri, disisi lain aku tak bisa menerima cercaan dari orang lain terhadap diri ini. Dan disisi lain aku harus bisa menerima itu semua, karena mereka mencerca atau berprasangka karena ulah ku sendiri. Kini saatnya aku utarakan sebuah pengakuan dari hati, diri ini begitu banya khilaf dan salah.
“aku begitu banyak salah, dan aku memang tak sebagus kalian”
“aku pun menjauh karena aku tak ingin megotori hati kalian”
Dari perkataan itu aku dapati sebuah pernyataan yang memang bisa di katakan benar, dengan sikap yang khilaf dan terkadang salah, bercermin diri, aku memang tak sebagus yang lain, yang bisa menjaga dirinya dari godaan syetan yang terkutuk.
Jauhilah aku tapi jangan kau jauhi medan dakwahmu.
Terimakasih ya Rabbi, lewat tangan-tangan lembut mereka kau tunjukkan jalan yang lurus itu. Sempat aku berdoa “ya Allah luruskanlah jalan yang aku tempuh, saat aku belok maka luruskanlah pada jalan yang benar ”, Allahu Ma’i, Allahu nadziri, Allahu syahidi, Allah Melihatku, Allah Bersamaku, Allah selalu menyaksikanku. Dengan keyakinan itu, keteguhan hati, Allah pun mengabulkan doaku, subhanallah
Nyatalah sudah kehendak Allah, dan kebenaran memang selalu datang dari Allah.
Dengan peringatan yang diberikan oleh Mu lewat tangan-tangan mereka ya Allah, aku akan berusaha memperbaiki diri.
“Sekuat apapun kau membela, jikalau kau salah maka perbaikilah”
Pergi, menghilang bisa saja itu sebuah solusi, jikalau kau pergi dengan untuk mencari rahmat-Nya.
Tapi jikalau kau pergi, menghilang bukan karena itu, maka kembalilah karena disini kau pun akan mendapatkan pelajaran. Bertahanlah dengan nama Tuhanmu. Luruskan niatmu untuk mengagungkan kalimat Allah. Bukankah kau datang kemari atas dasar panggilan Allah dan kehendak Allah. Kini saatnya diri ini bermuhasabah diri, meratapi setiap kata yang terucap, sikap dan tingkah laku yang tak berkenan di mata Mu ya Rabb dan di mata-mata hamba-hambaMu.
Pedih rasanya disaat seseorang sudah tak merasa nyaman lagi karena keberadaanku yang membuat kotor ruangan ini. Ingin pergi dan menghindar karena malu. Karena diri ini tlah menodai.
Tapi ketahuilah itu bukan solusi yang tepat. Solusi yang tepat adalah membersihkan noda dari ruangan itu, dengan keyakinan untuk merubahnya lebih cantik, dan tertata rapih, menjaganya agar tak kotor lagi, dan menjaga diri untuk tidak menodai lagi. Adakalanya kita harus bertahan dengan memperbaiki semuanya, bukan malah mundur dan menghindar karena takut, takut itu terulang kembali. Sesungguhkan ketakutan itu hanyalah semu, nyatalah sebuah keberanian. Berani berbuat maka berani bertanggung jawab, bukanlah menghindar. Kau sudah melangkah terlalu jauh, dan tengoklah kau takkan mudah bisa kembali lagi ke belakang. Tataplah didepanmu masih ada jalan panjang yang menanti dirimu untuk kau langkahkan kakimu diatasnya.


Semoga kau mendapat pelajaran.