Senin, 16 November 2015

Ada Hikmah Disini



Gemuruh cinta menghiasi hari. Mengapa tidak setiap manusia mendambakannya untuk dapat dirasakan. Mencintai atau dicinta, seakan kedua kata kerja itu sebuah pilihan. Namun sejatinya keuanya tak dapat dipisahkan. Jika kau ingin dicintai maka kau harus dapat mencintai. Jika kau mencintai maka kau kan dicintai. Cinta sebuah kata yang penuh makna dan selalu menggetarkan jiwa pemiliknya. Jika kau tahu bahwa cinta ini adalah sebuah fitrah yang diberikan oleh sang Pemilik Cinta. Selain ia sebauh fitrah ia pula sebuah titipan yang suatu hari nanti dapat diambil oleh sang pemilik cinta. Tak banyak yang bahagia karena cinta, namun ia pun terkadang membuat sakit. Kau harus tahu bagaimana mengontrolnya, bagaimana menempatkannya. Dan bagaimana mengaplikasikannya. Kelak jika kau memergunakannya pada tempatnya niscaya kau kan mendapatkan sebuah kebahagiaan, namun jika kau tak menempatkannya pada tempat yang tak tepat maka bersiaplah untuk menerima resikonya. Jika kau seorang pendamba cinta maka akan ada berbagai ujian didalamnya. Entah itu ujian kenikmatan yang kan membuatmu bahagia sekaligus kan buatmu terlena jika kau tak pandai mensyukurinya. Ada juga ujian penyakit hati, disebabkan karena kau tak dapat menahan syahwatmu menempatkan ia bukan pada tempatnya. Namun jika kau berusaha untuk memperbaikinya dan bersabar istiqomah untuk memperbaikinya maka kau akan mendapatkan sebuah pengampunan. Itulah cinta yang bagimu kadang menyakitkan dan membahagiakan. Tergantung bagaimana kau menggunakannya.
Sesutu hal yang keluar dari hatimu akan melibatkan perasaan maupun pemikiran. Tinggal kau pilih saat hatimu bicara, akankah perasaan atau pemikiranmu yang bertindak. Namun ku yakin keduanya bukanlah sebuah pilihan melainkan itu sebuah kesatuan. Tak bisakah kita gunakan keduanya untuk menyikapi setiap apapun kejadian yang ada dihadapan. Kau tahu jika dihubungkan keduanya bagaikan rasa Sabar dan syukur yang tak bisa dipisahkan. Sabar yang kan menemanimu saat kau mendapatkan cobaan atau ujian rasa sakit. Syukur yang kan menemanimu saat menerima ujian kenikmatan.
Tenang saja, akan ada hikmah dibalik semua ujian ini yang bsa kau dapatkan yang buahnya disebut dengan rahmat dan keberkahan. Yang didalamnya tersiman hidayah yang sangat luas. Maka disanalah terdaat kasih dan sayang Sang Pemilik Cinta. Jika kau ingin dicintai maka mencintailah. Jika kau sudah mencintai maka kau akan dicintai.

Jumat, 06 November 2015

Adakah ide untuk menulis?

Sahabat pena, seringkali saat kita hendak menulis yang terlintas dalam benak maupun pikiran adalah mencari ide untuk menulis, iya atau iya? Karena aku merasakan hal itu jua. Curhat sebenernya ni!
sekarang pun saat saya menulis tulisan ini saya harus mencari ide dulu hendak kemana tulisan ini akan saya bawa. Hendak kemana isi tulisan ini akan saya alurkan. Judulnya aja "Adakah ide untuk menulis?" tentunya dalam tulisan ini harus ada pula jawaban dari pertanyaan yang tersurat dalam judul diatas. Mencari ide itu bagaikan mencari nada dalam piano, semakin kau tahu nada apa yang akan kau mainkan maka semakin kau kan dapat memainkan nadanya. Begitu pula menulis semakin kau tahu apa yang akan kau tulis maka semakin kau kan dapat menuliskan berbagai kata yang ada dalam benakmu. Tapi, apakah yang terjadi jika kita tak tahu nada yang akan kau mainkan. Maka enyahlah dulu dari pianomu. Pikirkan dengan relax nada apa yang ingin kau mainkan. Piuuuhh!!!
Tau ga sih, saya nulis gini aja, sedikit bingung apa yang akan aku tulis. Membutuhkan ide. Kembali ke analogi nada dalam piano, 'mari-mari piano' #menyinya. Seseorang bisa menemukan nada dalam piano dengan nada lagu yang ingin dimainkannya karena ia memiliki basic dalam bermain piano bukan? dan ia salah satu orang yang sering mendengarkan musik bukan. Tak sebatas mendengarkan ternyata tetapi betul betul memahami nada-nada dalam setiap lagunya. Bisakah orang yang tak miliki basic dalam bermain piano dapat memainkan sebuah nada. Jawabannya bisa ya atau tidak? tergantung bagaimana persepsi si pembaca. Secara tak langsung saya sebagai penlis disini sedang mengajak sahabat pena untuk bisa membaca berbagai macam situasi. Pernah ada diposisi manakah kamu? itu bisa kau jadikan sebagai ide dalam menulis, bukan?
Kau tahu kebiasaan menulisku adalah saat saya sudah menulis beberapa kalimat, saya akan terhenti dan membaca ulang dari awal sampai akhir kalimat yang saya tulis. Katanya, kebiasaan itu tidak baik untuk dilakukan karena itu akan menghambat tulisanmu selanjutnya. Inilah tulisanku terkadang konsisten dalam menulis itu sangat dibutuhkan. Ingat sharing itu tak harus muluk muluk sampai kita bercuap-cuap sama temen dekat kita, bercerita inilah bercerita itulah. Sangat mudah saat kita berkata-kata dengan lisan kita. Namun saat kau dihadapkan pada sebuah kertas dengan pena, lalu kau diperintahkan untuk mencurahkan isi hatimu dikertas itu, kau akan berpikir lebih lama dan berkata "Aku harus berawal dari mana?". Ide menulis sangat dibutuhkan. Oke daripada tulisan ini malah jadi "Ngaler and Ngidul" (bahasa Sunda). Saya akhiri tulisan ini ya. Adakah ide untuk menulis? Silahkan kau temukan jawabannya dalam benakmu. Ini hanya sebuah tulisanku kawan, jika terdapat kata yang tak sesuai maka ini bukanlah tulisan fiksi atau pun non fiksi.
Sekian
Thanks for Sahabat pena