Selasa, 17 Januari 2012

cahaya ukhuwah

Jauhkanlah Resah..

Sendiri menyepi tenggelam dalam renungan. Ada apa aku seakan ku jauh dari keteangan. Perlahan ku cari mengapa diriku hampa mungkin ada salah mungkin ku tersesat mungkin dan mungkin. Oh Tuhan aku merasa sendiri menyepi ingin ku menangis menyesali diri mengapa terjadi. Sampai kapan ku begini resah tak bertepi kembalikan aku pada cahayamu yang sempat menyala benderang dihidupku. Edc.sendiri.

Kala tiba suatu hari pada masa yang telah ditentukan. Saat itu aku berada dalam lingkungan yang baru. Sama sekali aku belum mengenalnya. Sulit untukku beradaptasi, sulit untukku bergaul. Tapi, kau menggenggam tanganku erat, menarik tanganku dan masuk bersama dalam dekapan kasih sayangnya. Ku tatap wajah mu sampai akhirnya aku mantap melangkahkan kaki ku bersama mu. Senyuman itu yang dapat meyakinkanku untuk melangkah. Semangat mu memicu hati ini yang tengah merasa sendiri.

Hari-hari disini kita lalui bersama, bulan demi bulan pun silih berganti. Kini kita telah beranjak dewasa. Halayak orang dewasa sudah harus bisa mandiri, menentukakn hidupnya secara mandiri, mengatur strategi untuk hidup sukses mandiri, bahkan semua serba mandiri.

Kini kau tlah disibukkan oleh kesibukan yang lain. Tapi, aku selalu berusaha memahami hal itu. Karena kau warna hidupku.
Tapi, semakin hari karena kejadian yang menimpa kita bersama. Entah mengapa membuat perubahan yang terjadi. Kau tak lagi seperti dulu, selalu bersama disampingku selalu. Semakin hari bayanganmu menipis dipelupuk mataku. Dan ku sadari kau telah menghilang.
***
Sekarang aku duduk berada satu barisan dengan sahabat yang lain. Aku menengok ke arah kiri dan kanan samping yang aku lihat orang asing yang kini menjadi bagian dari hidupku. Sahabat. Ada rasa rindu mengapa tak kau yang ada disampingku sekarang. Saat itu dihadapanku ada seorang kakak yang sedang duduk tegap. Menatap layar monitor dengan lamat-lamat. Kuperhatikan dia sedang sibuk mencari sesuatu dari layar itu. Setelah yang dicari dia dapat wajahnya tersenyum merona. Setelah kami duduk lama menunggu akhirnya dia bersua. “ya, oke sekarang kita akan masuk kedalam masa, dimana masa ini adalah masa-masa dimana kita masih lucu-lucunya, imut-imutnya. Dan saya akan memutarkan salah satu lagu yang merdu saat kita masih kecil belia”. Lalu dia memainkan lagu itu.
Lagu itu terdengar sangat lucu, teringat masa kecil yang lucu. Serasa ditimang-timang dan ingin terlelap tidur seperti bayi. Merdunya.
Kakak itu berkata,” coba sekarng kalian pejamkan mata kalian, dengarkan alunan nada yang indah ini, bayangkan masa-masa dimana kalian masih kecil mungil. Bermain-main di kali, berlari-lari kecil bersama teman-teman, bersenda gurau, tertawa dan bercanda bersama teman kecil kalian,, tapi lihatlah sekarang kalian sudah besar kalian telah beranjak dewasa. Bayangkan sekarang kalian ada dipadang rumput yang hijau, angin yang sejuk menusuk kulitmu. Terasa segar dan sangat menyejukkan. Di ujung padang sana berdirilah sesosok manusia. Dia melambai-lambaikan tangannya seraya memanggilmu. Kau berjalan melangkah mendekat padanya. Semakin kau terus berjalan semakin kau dapat melihatnya dengan jelas. Lalu bertemulah sepasang tatapan mata disertai senyuman manis. Dia sahabatmu. Kau rangkul dan peluk erat tubuhnya. Lalu dia menggenggam tangan mu erat sangat erat. Dia berkata,” sahabat kini kau tlah dewasa, sekarang saatnya kau hidup mandiri, aku takkan selamanya berada disampingmu. Tapi, ingatlah selalu kau takkan pernah berjalan sendirian. Aku yakin kau bisa menghadapi semuanya sendirian. Disaat aku tiada kau harus bisa menajlani hidupmu dengan mandiri. Adakalanya aku tiada disampingmu atau mendapingimu selalu, tapi ingatlah doaku akan selalu menyertaimu. Tersenyumlah tatap masa depanmu. Aku yakin kau pasti bisa karena kau takkan pernah ku biarkan berjalan sendirian”.”

Seketika mata ini meleleh, menitikkan air mata.
Lalu kakak berkata,” sekarang bukalah mata kalian kembali, lihatlah sahabat yang disekitar kalian, merekalah pula yang akan berjuang bersama dengan kalian.”
Kuhapus air mataku, dan ku peluk sahabat-sahabatku itu.

Yang membuatku sedih mengapa kau tak ada disini bersama denganku sekarang. Aku tetap merasa sendiri.
***
To be continue

-kindness a bee-

Kamis, 05 Januari 2012

cahaya kind

Berkata merubah tapi tak berubah
Disaat kesendirian ku tersadar diri akan sgala dosa
Semua yang tlah ku lakukan membuat diriku terjauh dariMu
Namun kini ku yakini cinta dan kasihMu tiada terganti
Apa mungkin ku dapati hidayah dariMu, kuatkan imanku
Tuhan ampunilah daku ku harapkan hidayah darimu
Saat ini hingga nanti aku kembali kepadaMu
(tashiru-sendiri)

Lagu di atas menyadarkan aku akan segala sikap yang telah aku lakukan satu hari ini. Diri ini selalu ingin merubah situasi dan keadaan yang ada di hadapan mata, sifat merubah dalam diri ini sangat kuat sehingga segala cara di tempuh, tanpa memandang lebih jauh resiko atau pun kendala yang didapat. Semuanya berjalan tarasa mudah dijalani. Namun, kini sifat itu malah menguasai ku dalam keangkuhan dan terkadang menyepelekan hal yang sangat kecil. Memandang sesuatu hal sangatlah sederhana. Seperti tak ada beban yang dipikul, dan tak pernah dipikirkan, tak pernah dipedulikan, dibiarkan mengalir begitu saja tanpa berbuah introspeksi diri yang ada malah tersangkut dalam kekhilafan yang sadar dilakukan. Ketika seseorang datang padaku menasehatiku seakan telinga ini tersumbat selembar kapas. Kritik dan saran yang diungkapkan bagaikan angin yang berhembus begitu saja. Tak ada satu pun kata yang bsia aku cerna dengan baik. Tetapi, ketika aku menemui seseorang yang sikapnya tak aku sukai, aku selalu mengomentari sikapnya yang ketus, terlihat angkuh, dingin, terkadang sikapnya selalu membuat kesal orang lain. Tapi, apakah semua itu benar? aku hanya melihat daru sudut pandang pertama tanpa melihat sudut pandang kedua maupun ketiga. Sampai aku ingin merubah sikap dirinya. Dirinya yang menyebalkan, ketus, cerdik, pandai bicara, ternyata dirinya lebih baik dariku. Aku hanyalah kertas putih yang sudah memiliki coretan noda yang banyak, berwarna karena terwarnai tinta yang tumpah begitu saja. Tumpahan warna yang seharusnya memiliki seni keindahan tapi malah menurunkan nilai keindahan itu.

Jangan pernah mau seperti aku yang ceroboh, pelupa, pemalas, pesuruh, dan lain sebagainya. Terkadang tak ada yang harus dibangga-banggakan pada diri ini. Menemukan setitik kelebihan pun terkadang sulit diungkapkan.
Ketika seseorang bertanya padaku,” apa kelebihan/potensi yang kamu miliku?”, tau apa yang ku jawab? Aku hanya terdiam dan membisu sambil menganga terkejut, karena aku bingung menjawabnya. Katanya nieh apabila seseorang tidak mengetahui kelemahan ataupun kelebihan dirinya sendiri maka seseorang tersebut belum mengenal dirinya.
Apa aku termasuk didalamnya?

Berkata merubah tapi tak berubah. Memiliki spirit yang kuat untuk merubah orang lain tapi merubah diri sendiri?
Kemana saja kau hari ini diriku?

Tak bisakah kau terbangun dalam lelap tidurmu?
Tak bisakah kau berdiri tegak pada saat kau terjatuh terpuruk?
Kemana saja kau hari ini?
DIAM? Apakah kau hanya diam?

Apakau kau tak ingin mengepakan sayapmu seperti kupu-kupu yang baru keluar dari cangkangnya?
apakah kau tak ingin menerbangkan sayapmu seperti burung-burung di langit sana berterbangan kian kemari?
Bebas lepas...

Terdengar alunan nada yang menghanyutkan ku dalam masa kanak-kanak. Dulu waktu ku kecil, aku selalu merasakan kebahagiaan yang tiada tara, bermain sambil belajar, bersama kakak-kakak ku. Senyuman selalu tergambar di raut wajahku, tak ada kesedihan yang begitu mendalam. Saat aku terjatuh aku menangis lepas, hingga ibu mengobatiku dengan penuh kasih sayang. Membersihkan lukaku dan memberikan tetesan kasih sayang lalu mengelus lukaku dan menciumnya dengan lemah lembut. Hingga akhirnya aku bisa tersenyum kembali, dan bermain lagi. Menyemangatiku dan memberikan motivasi, beliau berkata “ tenang saja nak, lukamu akan sembuh. Walau suatu hari nanti akan membekas tapi sakit takkan pernah membekas, kau sakit hanya saja pada saat lukamu basah , selepas lukamu kering kau tidak akan merasakan sakit itu lagi, walau membekas nantinya, tapi dalam proses yang lama bekas luka itu akan hilang pula, bersabarlah nak”.

Saat itulah gadis kecil itu muali tersenyum lebar. 

Berkata merubah tapi tak berubah. Kalimat itu sebagai peringatan untukmu wahai diriku. Jikalau kau ingin merubahnya maka rubahlah terlebih dahulu dirimu. Bersikaplah apa adanya.
CHANGE

Hari ini masih bisa berjalan
Esok hari mana kita tahu
Di hari ini masih bisa bercanda
Esok hari mana kita tahu

Masih banyak waktu
Jangan disiakan
Masih banyak jalan
Ciptakan perubahan

Masihkah mau seperti ini
Tetap diam terpaku diri
Maukah tetap seperti itu
Atau melangkah ciptakan perubahan

Created by. A Asep Solikhin

To be continue

Selasa, 03 Januari 2012

rindu cahaya

Saat Kau Tak  Ada Lagi Disini
Gemericik hujan membasahi bumi, tanpa lelah memberikan kesejukan dalam jiwa. Mengasah asa kembali menatap senja berharap mentari kembali bersinar disore hari. Pertemuan singkat itu membuat aku rindu ingin bertemu lagi dengan mu. Ku tatap kembali langit biru itu berharap mentari menunjukkan dirinya dibalik awan yang mendung. Tapi yang kulihat hanya tetesan hujan yang deras mengguyur bumi ini, ingin rasanya bergabung dengan dedaunan di taman. Sangat senang diguyur oleh air hujan. Lama menanti kehadiran sang hujan kini dia datang memberi kesejahteraan. Keceriaan kembali tumbuh pada dedaunan dan bunga-bunga ditaman, setelah sekian lama menanti dan menunggu akan hadirnya sang hujan. Kini datang dengan membawa kesejukkan. Lama ku nanti pertemuan itu dan sempat pertemuan itu terjadi, namun pertemuan itu sangatlah singkat. Ada suka dan duka kami berbagi bersama. Tapi, selalu saja pertemuan itu berakhir sebuah perpisahan yang tak pernah tahu akankah bertemu kembali atau pun tidak. Pertemuan yang selalu dinanti dan perpisahan yang tak pernah diharapkan. Tapi apalah daya dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Karena dengan adanya perpisahan inilah saatnya hati ini diuji tentang kesetiaan, pengobanan dan harapan.
Saat kau tak ada lagi disini, kini saatnya aku barus bisa berajalan dengan sendiri. Sendiri aku mengahadapi hidup ini, sendiri aku menjalani kehidupanku. Tapi, kau selalu membuatku tak pernah sendirian. Kau selalu berkata “you never walk alone”. Kaulah satu-satunya yang dapat ku percaya setelah kita kehilangan seseorang yang dapat menjaga kita bersama. Kaulah satu-satunya yang dapat memberiku kepercayaan setelah aku merasa kehilangan. Sekarang aku berada jauh dari mu, terpisah antara jarak dan waktu. Tapi senyummu tak pernah hilang dari benakku dan bayangku. Kau selalu hadir dalam setap malamku. Meberikan beribu alasan agar aku bisa tetap berdiri seperti ini. Memberikan sejuta asa yang kau tanam dalam jiwa ini. Sebuah harapan untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Sebuah pengorbanan untuk meraih cita dalam nestapa.
Kau selalu menanamkan rasa kebanggaan mu terhadap diri ini, sehingga diri ini merasa begitu berharga. Kau begitu yakin bahwa diri ini Bisa menghadapi semuanya, kau tanamkan semangat dalam jiwa ini sehingga jiwa ini tak pernah merasaan keterpurukan yang mendalam, sehingga jiwa ini selalu bangkit dalam kesediahan. Kau selalu menudukungku dalam setiap aktivitasku, bahkan kau selalu memberikan apa yang aku sukai.
Saat kau tak ada lagi disini, aku berusaha mencarimu, mengejarmu, sampai aku bisa dapatimu sedang mematung dihadapanku. Kau membuatku khawatir dan cemas, kemana saja kau selama ini aku mencarimu, sampai aku memarahimu agar kau tak megulanginya lagi. Sungguuh pada saat itu aku sangat mencemaskanmu. Tapi, kau tak pernah mau dicemaskan oleh orang lain, kau tak pernah terlihat lemah karena kau tak mau sampai kau terlihat lemah oleh orang lain. Kau selalu berusaha menunjukkan sikapmu yang seakan baik-baik saja. Terkadang kau berperan menjadi seorang penipu. Kau tampak selalu baik padahal kau sedang sakit. Dengan sikap mu seperti ini justru ini akan membuat ku khawatir. Takut sesuatu hal terjadi padamu.
Kerinduan ku semakin hari semakin memuncak.. Ingin lagi bermain denganmu, berbagi kasih sayang bersama. Berbagi suka dan duka.
Saat kau tak ada lagi disini, aku rindu ingin bertemu.