Jumat, 27 Mei 2011

sepucuk surat

Sepucuk Surat untuk Sang Kakak              27 Mei 2011
20:20
Teruntuak Kakakku
yang selalu Tersenyum
assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh,
Ba’da mengucapkan salam marilah kita panjatkan puji serta syukur kepada Illahi Rabbi atas semua ni’mat dan hidayah Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Salam dan sukses untuk kakak selalu, somoga Allah selalu memberikan perlindunganNya padamu kak. Kak, ingin rasanya aku bertemu dengan mu lagi. Berbagi cerita, kasih, dan semangat. Aku rindu senyummu kak. Kau selalu hadir dalam mimpiku dan selalu mengundang pertanyaan besar untukku. Sehingga, aku harus mencari jawaban itu. Kak, bagiku kau adalah sesosok orang yang hangat, yang mampu mencairkan suasana dingin. Tapi, kau selalu saja begitu, dingin, beku, dan diam tanpa kata. Apakah sikapmu memang seperti itu?
Dan aku berharap tidak.
Sepertinya sedikit orang yang menyukai mu, karena tingkahmu itu. Tapi, tak sedikit juga orang yang tidak menyukaimu, karena sikapmu. Kak, sadarkah kau bahwa dirimu selalu nampak biasa saja menyikapi hal itu?
Ada sesuatu hal yang ada pada dirimu yang membuat aku tertarik padamu, yakni SENYUMAN mu. Kakak bagiku kau adalah kakak yang selalu tulus memberikan senyuman pada setiap orang. Tak pernah aku melihat wajah  kau yang tampak suram.
Tapi, apa aku keliru?
Aku tak tahu bahwa kau sedang memikul beban yang sangat berat. Aku tak pernah tahu bahwa hatimu pernah terluka. Bahkan aku tah tahu bahwa kau memburuhkan kasih sayang yang tulus. Aku pun tak tahu apa yang sedang kau alami sekarang. Entah gelisah, bimbang, ragu, senang, sedih, gundah, bahagai. Aku sama sekali tidak tahu.
Kau tak pernah mecurahkan isi hatimu sebenarnya. Denganku kau selalu tampak ceria, denganku kau selalu penuh dengan canda. Tapi, apakah itu benar?
Aku selalu berharap itu benar, tapi, nyatanya salah. Aku salah, aku salah mengetahui dirimu, aku tak pernah bisa mengerti dirimu, aku bukan yang terbaik untuk berada disampingmu kak. Aku bukan orang yang tepat untuk kau mencurahkan isi hatimu. Terkadang aku selalu bertanya, kenapa bukan aku? Tapi, disisi lain aku bahagia karena kau selalu nampak tersenyum.
Walau goresan senyuman itu tak pernah terlihat di raut wajahmu, tapi aku selalu merasakan senyuman itu kak.
Kak, apabila suatu hari nanti kau mencintai seseorang dan seseorang itu pun mencintaimu pula, jagalah ia dengan ketulusan hatimu. Jangan pernah meninggalkan ia walau ia merelakan dirimu untuk orang lain yang mencintaimu. Jangan pernah memaksakan mencintai orang lain demi ia yang kau cintai. Tidakkah kau tahu, dengan kau memaksakan kecintaanmu pada orang lain itu malah akan membuat orang lain terluka. Kau bukan malah membahagiakan orang lain itu tapi kau malah melukai hatinya.
Semoga kau dapat mengerti.
Cintai ia karena ALLAH.
Apakah kau harus membenci ia? Tidak, sungguh jikalau kau membencinya itu hanya akan membuatmu bersalah. Alasana apa yang membuat kau membenci ia, apakah karena ia yang mencintaimu malah merelakan untuk orang lain? Bagiku itu bukan alasan yang masuk akal untuk membenci ia.
Kak, cukup sudah kau bermain kini saatnya kau belajar untuk bisa memahami bahasa hati.
Aku tahu aku egois, aku tahu aku begitu keras, aku tahu aku selalu merasa angkuh, tapi aku lemah kak sangat lemah. Aku bagai sebuah api yang memberikan kehangatan dalam kedinginan, tapi saat aku tidak bisa mengendalikan, aku akan membakar semuanya.
Tapi, kau hadir memberikan kekuatan itu. Kau selalu menyemangatiku di kala aku terpuruk. Dan membangunkan kekuatan untuk ku. Kau selalu yakin bahwa aku pasti kuat. Kau tak pernah lelah meyakinkan ku, bahwa aku bisa kuat.
Kak,
Ku tahu kau mendambakan kasih suci yang sejati dari seorang ibu dan seorang ayah dan juga saudara-saudaramu, juga seseorang yang mencintaimu dan aku pun yakin bahwa kau merindukan kasih sayang yang hakiki dari Rabbmu. tapi ketahuilah kak mereka semua takkan pernah membencimu, dan Rabb takkan pernah luput dari kasih sayangnya terhadap hambaNya.
***

Ooooaaaaahmmmm....
Tidak terasa malam sudah larut, saatnya aku beristrahat. Mudah-mudahan kau dapat membalas surat dari adik mu ini kak.
Sebelum salam perpisahan terucap akan aku tebarkan doa pada Sang Pemilik Cinta, semoga kakak ku ini selalu berada dalam lindungan Rahmat-Mu Ya Rabb. Berikan dia kasih sayang Mu. Bimbinglah ia selalu dalam jalanMu dalam nauangan cintamu. Kuatkanlah ikatannya tegakkanlah cintanya tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahyaMu yang tiada pernah padam. Lapangkanlah dadanya dengan karunia iman, dan selau bertawakal padaMu. Hidupkan dengan ma’rifatMu matikan dalam syahid di jalanMu Engkaulah pelindung dan pembela. Terangilah dengan cahyaMu ya Rabb yang tiada pernah padam. Ya Rabbi bimbinglah kami.
Amin ya robbal’alamin
Kak, tersenyumlah ^_^
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatu
Dari Adikkmu
Si gadis kecil
yang selalu Ceria




Kamis, 26 Mei 2011

resep merelakan ^^

ada seorang sahabat yang bernama "cha" beranya pada ku tentang cara untuk "merelakan"
bahannya gampnag ko cha.
(ala chef kind)

- sebungkus KEYAKINAN yang tlah ditaburi rasa SABAR dan SYUKUR, untuk menambah cita rasa dapat kita bumbui dengan rasa CINTA, jangan lupa kita tambahkan PRINSIP dan KOMITMEN untuk emmeperkuat cita rasa, oh ya untuk penyedap jangan lupa tambahkan DOA dan IKHTIAR supaya lebih mantap, untuk inovasi dan kreativitas bisa ditambahkan denagn apa yang kita butuhkan sesuai selera masing-masing.
-tapi ingat semua butuh PROSES sehingga pengaplikasiannya pun tidak terlalu mudah,lakukan dengan bantuan peralatan ISTIQOMAH dan QONAAH (apa adanya).

Minggu, 15 Mei 2011

tulisanku yang tanpa judul

"kak, jika kau merasa kesepian. Mintalah sama Allah untuk dikirimkan seseorang untuk menemanimu. jika kau membutuhkan kasih sayang. mintalah sama Allah untuk dikirimkan seseorang untuk menyayangimu. jika kau merasa hidup mu selalu sendiri, ingatlah Allah akan selalu ada untukmu" ujar gadis kecil itu kepada kakanya
tidakkah kau tahu gadis kecil itu pun selalu merasakan kesendirian dan kesepian, tapi dia selalu YAKIN bahwa Allah diatas sana selalu mengawasi dia dan memperhatikannya tanpa lelah. dia begitu simpati pada kakak itu, gadis kecil itu sangat menyayangi kakak itu, dia tak pernah mau melihat kakak sedih atau bermuram durja, "ingin rasanya aku melihat senyuman kaka yang manis itu, tapi jarang sekali aku melihatnya," tampak gadis itu sedang menggoda kakak
‎"kak, apa yang sedang terjadi padamu? kau begitu keras, perkataanmu tlah membuat orang lain terluka kak, apa kau tak sadar melakukan itu?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (as saff: 3), aku tak mau kau berbuat seperti itu,sungguh". gadis kecil itu merengek kepada kakaknya.
“Hidup itu keras dik” sang kakak menjawabnya dengan tenang. “udah tau hidup itu keras kak, kenapa tidak kita buat menjadi lembut” ujar gadis kecil itu. Sang kakak teregun dan terdiam. Sang kakak tak membalas perkataan gadis kecil itu. Sungguh apa yang sedang terjadi pada kakak.
"aku tahu kak, kau begitu mendambakan kasih suci yang sejati dari seorang ibu dan seorang ayah dan juga saudara-saudaramu, dan aku pun yakin bahwa kau merindukan kasih sayang yang hakiki dari Rabbmu. tapi ketahuilah kak mereka semua takkan pernah membencimu, dan Rabb takkan pernah luput dari kasih sayangnya terhadap hambaNya". gadis kecil itu meyakinkan kakaknya, karena dia begitu khawatir padanya.
setelah terdiam dan tertegun lama, sang kakak berkata “kalaulah dunia ini lembut...maka akan banyak manusia terlena dibuatnya. jadilah kuat wahai adikku di dunia yang keras ini”. Gadis kecil itu tak bisa menahan air matanya dan dia menangis tersedu-sendu. Tak bisa menahan tangisannya lagi, pipinya dibanjiri oleh air mata. Matanya menjadi sayup. Berusaha untuk berhenti tapi tak bisa. gadis kecil itu akhirnya berhenti menangis dan menyeka air mata dipipinya dan berkata “tapi, sikap kita pun jangan ikut ikutan keras juga dunk kak?” sang kakak tersontak kaget mendengar gadis kecil berkata seperti itu, “amiin semoga ALLAH memberikan kekuatan pada kita semua” si gadis melanjutkan perkataanya. Sang kakak tertunduk lagi, begitu pula dengan gadis kecil itu, dia meneruskan tangisannya kembali, karena dia tak bisa menahan air matanya yang terus memaksa untuk keluar.
“hidup ini memang keras kak, sempat dada ini terasa sesak, sempat hati terasa sakit, karena guncangan yang Maha Dahsyat. Jikalau ALLAH tak memberikan kekuatan untuk ku,aku akan terbaring lemas sampai saat ini, tapi apabila sikap itu menjadi keras, aku takut sikap itu melukai hati dan perasaan orang lain. Aku takut kak!” gadis kecil itu menatap sang kakak dengan lamat-lamat menanti jawaban apa yang akan kakak katakan.
“ku sadari sikapmu memang begitu kak, tapi aku selalu berharap akan sedikit orang yang membencimu, dan jadilah insan yang penuh inspiratif, kau lebih memilih bersikap keras karena kau tak mau terbuai dalam kelembutan, aku harap aku bisa pahami itu, aku yakin kau akan menjadi seseorang yang kuat". ucap gadis kecil itu dengan tersenyum ceria, dia tak ingin dirinya selalu berpikir negatif terhadap sang kakak, karena sebenarnya sang kakak berhati mulia.
kini gadis kecil itu hidup dalam kesendirian dirinya, tak ada lagi sang kakak yang selalu membuat dia menangis, tersenyum, tertawa, kecewa, gundah, dan membuat dia jengkel padanya, sang kakak selalu menghilang di telan waktu, tapi gadis kecil itu tak pernah kehilangan senyuman sang kakak, karena bagi dia ada atau tidakknya sang kakak skrang takkan menjadi masallah baginya..
saatnya gadis kecil itu belajar untuk merelakan...
seorang kakak bertanya padaku,”gadis itu sudah ikhlas?”. Aku pun mmenjawab,” insyaallah kak,,yang tahu hanya ALLAH dan gadis kecil itu”
"ku tahu hati mu sedang terluka gadis kecil, tapi kau tak pernah lelah memancarkan cahaya keceriaanmu walaupun terkesan agak garing, tapi mungkin itu yang akan membuat mu tenang, kau tetap tersenyum ceria, walaupun terkadang pada akhirnya kau pun menangis, tapi tangisanmu tak kalahkan semangatmu", ^_^ ujar ku pada gadis kecil itu..
"kau gadis kecil, apakah kau sedang berada dalam kebingungan??" ujarku pada gadis itu, lalu dia menjawab," iya bahkan aku pun bingung apa yang sedang aku bingungkan, kini semakin terasa dunia ini semakin keras, semakin aku tak dapat memahami, aku seperti berada dalam kegundahan, kegelisahan, kacau, hati ni sangat kacau, bila diperbolehkan aku ingin menjerit, sesak, dan sakit", ujar gadis kecil itu..
jalan ini adalah jalan yang terbaik bagi sang kakak. Dia meninggalkan gadis kecil itu untuk selamanya, ada rasa menyesal yang dirasakan oleh gadis kecil itu, " kenapa aku harus bertemu dengan kakak?" ucap gadis kecil itu, karena gadis kecil itu menganggap apabila dia tidak bertemu dengan sang kakak tidak akan ada perpisahan, tapi kini karena ada pertemuan itu akhirnya harus ada perpisahan..
saat ini gadis kecil mulai BISA meRELAkan,,
insyaallah gadis itu sudah ikhlas, karena ALLAH selalu ada untuknya,kalian tahu gadis kecil itu sebenarnya menyimpan sejuta pertanyaan, dia memiliki sederet kata yang penuh tanda tanya, tetapi dia bingung kpd siapa dia hrus bertanya?mungkinkah dia hrus mencari jawaban itu sendiri?. gadis kecil itu berkata," YA, aku harus KUAT & aku akan berusaha mencari dan terus mencari," ujar gadis kecil itu penuh dengan semangat..
 @@@

selembar uang kuning di majalah ummi

Sampai saat ini uang itu masih ada dalam majalah ummi. Entah sampai kapan uang itu akan selalu tersimpan di sana. Dia sama sekali tidak mengambilnya. Aku harap ada seseorang yang menemukan uang itu dan menginfakannya kedalam kaleng kejujuran itu. Yang terpikir dalam benakku mengapa dia tidak mengambil uang itu, karena uang itu jelas-jelas miliknya? Mengapa tidak dia sendiri yang mengambil uang itu lalu menginfakkannya? Kini uang itu sudah menguning.

Tapi, uang itu membuat aku dan dia berjauhan, mengapa? Mengapa dia berlaku seperti itu? Bertemu pun tak pernah bertegur sapa. Bertemu pun tak pernah tersenyum. Padahal sebelumnya sikap dia ramah. Tapi kini dia tak seperti mengenalku lagi. Seorang sahabat berkata, “ kamu itu seperti tidak tahu dia saja, dia itu kan orangnya memang seperti itu.”

Kalimat salah satu sahabat itulah yang membuat aku merasa tenang. Aku tak mau apabila karena uang itu malah terjadi permusuhan diantara aku dan dia. Aku dan sahabatku memang belum mengenal dia secara detil, karena kami baru mengenalnya. Tetapi, terkadang tindakan dan tingkah lakunya selalu mencerminkan sikap asli dia. Dia memang orangnya terkenal seperti itu. Dingin, cuek, tapi disisi lain dia itu smart, gampang akrab, humoris, dan berperan penting dalam organisasi. Keberadaannya sangat diharapkan tetapi ketiadaannya selalu dirindukan. Mungkin, itu menurut diriku. Bagi ku dia hebat, menginspirasiku, penuh motivasi dan apa adanya. Bagi sahabatku, dia itu murah senyum walau wajahnya selalu cemberut tapi senyuman selalu tergores diwajahnya, sederhana dan apa adanya. Sahabatku sangat mengagumi dia, entah memang dia menyukainya, tetapi tak sedikit orang yang juga tak menyukainya, karena mungkin sikap dia yang narsis dan eksis juga terkadang sedikit menyebalkan.

Sahabatku sangat menyukai senyumannya, sahabat ku bilang senyuman dia itu begitu tulus walau hanya tergores sedikit di raut wajahnya. Tatapan matanya memiliki keteduhan dan kedamaian. Perkataannya memiliki makna yang mendalam, sikapnya, sikap inilah yang terkadang sulit sekali tuk ditebak. Tetapi, penampilannya memancarkan kesederhanaan. Dia menjadi dia yang seutuhnya, tak pernah menjadi sosok orang lain.

Aku memang belumterlalu mengenal dia. Tapi, dia berbeda, sangat berbeda. Dengan kesederhanaannya, perkataannya, sikapnya, teduh rasanya seperti bernaung dibawah pohon rindang.

Subhanallah, begitu Maha Sempurnanya Allah menciptakan manusia seperti dia. Semoga Engkau selalu memberkahi dan menjaga dia.

Kini aku tak tahu apa yang harus aku lakukan supaya dia seperti yang dulu. Apakah kejadian ini karena selembar uang kuning dimajalah ummi itu? Selembar uang yang sudah tersimpan lama didalam majalah ummi sehingga menguning.

Kisah ini berawal pada saat aku berkunjung menjenguk seorang kakak yang ditinggal oleh ibundanya pergi tuk selamanya. Kami hendak menjenguk untuk memberikan motivasi dan semangat, agar kakak bangkit kembali seperti akhwat yang tangguh. Dia pergi bersama sahabatnya, dia tidak bernagkat bersama kami. Tetapi, kecelakaan terjadi, ban motor yang ditumpangi dia meledak di tengah jalan, sehingga membuat dia harus menuggu sahabatnya untuk menambal ban motor dipinggiran jalan. Entah tukang tambal ban itu jauh dari tempat bannya meledak sehingga harus mendorong motor itu sampai ada tukang tambal ban motor, entah pula memang tukang tambal ban motor sudah ada dihadapan mereka sehingga mereka tak perlu susah-susah mendorong motor itu.

Sedangkan aku dan sahabat-sahabatku sedang menunggu kedatangan dia. Sambil menunggu kita bercakap-cakap, dan tertawa riang bersama. Tiba-tiba ada salah seorang sahabat yang meminta permen padaku, tapi permen yang aku punya habis, akhirnya sahabatku memberikan ide untuk hendak dibelikan permen dijalan oleh dia, karena kebetulan dia masih ada diluar, nitip maksudnya. Entah dia mencari warung terlebih dahulu atau memang warung itu sudah ada dihadapan dia, aku menitip permen seharga yang aku minta.

Beberapa jam kemudian akhirnya dia datang juga, dengan wajah yang seadanya, walau sedikit agak bad mood. Mungkin karena lelah menuggu, tapi itulah menuggu terkadang membuat kita kesal, but menunggu adalah hal yang harus  menyenangkan. Setelah dia beristirahat agak lama akhirnya kami berpamitan pada kakak tercinta karena hari sudah sore. Lalu dia memberikan permen itu padaku, pada saat aku hendak memberikan uang yang seharga dengan yang aku minta dia malah menolak menerimanya. Dan langsung pergi meninggalkan aku. Tanpa menghiraukanku.

Esok harinya pada saat aku berangkat kuliah, aku sempat mengunjungi sekre, sebelumnya aku menghubungi dan bertanya mengapa dia tidak menerima uang itu. Dia malah berkata simpan saja uang itu atau sedekahkan. Lalu aku datang ke sekre hendak menyimpan uang itu, dan aku menyimpan selembar uang itu di dalam majalah ummi. Setelah itu aku menghubungi dia lagi kalau aku menyimpan uang itu di sekre tepat didalam majalah ummi, tetapi dia malah menyuruhku memasukkannya kedalam kaleng kejujuran. Aku menolak itu, bukankah itu uang milik dia kenapa aku yang harus memasukkan uang itu. Aku bersih keras menolak, dia pun begitu dia bersih keras tak mau menerima sebelum aku memasukan uang itu kedalam kaleng kejujuran. Sampai akhirnya kita saling menolak dan saling bersih keras menolak dan tak mau menerima. Sampai dia berkata sms yang dia kirimkan itu adalah sms yang terakhir. Ya sudah aku simpan saja selembar uang itu dimajalah ummi.

Dan sekarang setiap kali aku bertemu dengannya dia seperti kesal padaku karena ku tak menuturi perintahnya. Bertemupun dia seperti tak melihatku. Ada rasa sedih dan sakit hati pada hati ini.

Kini uang itu menjadi kenangan tersendiri pada kisah hidupku. Selembar uang kuning di majalah ummi. Kisah yang memebuat hati ku tersakiti dan sedih.

Akankah persahabatan aku dan dia seperti dulu lagi?
Dengan selemebar uang kuning di majalah ummi, hanya akan menjadi kenangan yang terindah dalam hidup ini.

-to be continue-