Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyanyang.
Salam sejahtera untuk kakak,
Apa kabar hatimu kak? Sudah lama kita tak saling
jumpa, dan tak saling bertukar pikiran lagi. Rindu rasanya ingin berbagi cerita
denganmu. Tapi kini jarak dan waktu memisahkan kita berdua. Tapi semoga
silaturahmi kita tetap terjalin dengan adanya surat ini. Kakak ingatkah kau
saat kita dulu jumpa banyak sekali pelajaran yang aku dapat darimu.
Kau mengenalkan aku pada Tuhan kita. Rabb semesta
alam. Kau mengajari ku segala hal. Mulai dari tersenyum sampai aku harus
belajar ikhlas. Kau tahu tidak banyak hal yang aku alami pasca bertemu
denganmu. Its amazing for my life. Aku menemukan banyak sekali keajaiban Tuhan
yang Dia berikan.
Tapi terkadang aku selalu merasa sendiri.
Aku selalu yakin Allah selalu menemani ku, dan kedua
malaikat itu selalu mendampingiku. Tapi, mereka goib.
Cukuplah Allah yang ada di hati ini. Bahkan Allah
selalu meyakinkan hamba-Nya bahwa Dia lebih dekatdari urat nadi hamba-Nya. Dan
aku yakin itu. Karena pintu yang tlah Dia bukakan sehingga aku mendapati mu
dihadapanku dan kau ulurkan tanganmu. Mengajakku mencari cahaya-Nya.
Menggenggam erat tanganku agar aku tak terjatuh. Aku berada disampingmu, saat
aku menatapmu senyuman mu selalu menghiasi wajahmu.
Kakak, hendak kau bawa aku kemana?
Kau membawaku dengan berlari-lari kecil. Tibalah
disebuah bangunan besar kau hentikan langkahku. Kau menatapku dan hanya
senyuman yang kau lontarkan. Kau melepaskan genggaman tanganku. Dan berjalan ke
depan pintu itu, kau menengadah menatap langit kau pejamkan mata, menghembuskan
nafas yang panjang. Kau memegang daun pintu itu dengan kedua tanganmu,perlahan kau
membuka pintu itu.
Rasa penasaranku muncul, dan aku mendekati kakak
dengan perlahan-lahan. Aku berdiri dibelakang kakak dan hendak menengok ke
dalam pintu itu. Tapi, entah aku tak berani melihatnya lebih dekat aku hanya
berada satu meter di belakang kakak.
Saat pintu itu terbuka, kilauan cahaya menyilaukan
mataku, aku tutup mataku dengan tangan kiriku hingga mataku terpejam. Seketika
pintu itu tertutup kembali. Saat aku buka mataku, sudah tak kudapati dirimu
kak. Apakah kau masuk ke dalam pintu itu.
Tapi mengapa kau?
Meninggalkanku?
Aku tengok ke arah kiri dan kanan, hendak mencari mu.
Tapi tak aku dapati mu disini. Aku hanya dapati pintu itu tepat berada
dihadapanku. Aku bertekad untuk melangkah mendekati pintu itu, aku kerahkan
semua keberanianku. Perlahan aku langkahkan kakiku, hingga akhirnya aku tepat
berada di hadapan pintu itu.
Aku mengangkat tanganku, dan berusaha memegang daun
pintu itu dengan kedua tanganku, entah mengapa tangan ini bergemetar, dan
dadaku berguncang keras. Aku atur nafasku dengan baik agar aku merasa tenang.
Aku menarik nafas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan, pertanda aku
siap. Aku menengadah ke langit, menghembuskan nafas yang panjang dan aku
memjamkan mata. Perlahan aku buka pintu itu. Angin kencang menembus tulang ku,
tapi aku berusaha langkahkan kakiku kedalam. Brughhhh….pintu itu tertutup
kembali.
Perlahan aku bukakan mataku.
Aku langsung terperanjat dari tidurku. Ternyata aku
hanya bermimpi. Aku dapati diriku sedang berada dalam kasur yang empuk. Nafasku
tak karuan dan aku berusaha mengatur nafas ku dengan baik. Aku menarik nafas
panjang dan aku keluarkan perlahan.
Astagfirullah.
Aku langsung bergegas ke kamar mandi hendak berwudhu.
Sungguh mimpi yang…………..
Nyatakah dirimu,,wahai kakak?
Ciamis, 10 Juni
2012
08.21 pm