Selasa, 14 Agustus 2012

Surat untuk Sang Kakak…



Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.
Salam sejahtera untuk kakak,
Apa kabar hatimu kak? Sudah lama kita tak saling jumpa, dan tak saling bertukar pikiran lagi. Rindu rasanya ingin berbagi cerita denganmu. Tapi kini jarak dan waktu memisahkan kita berdua. Tapi semoga silaturahmi kita tetap terjalin dengan adanya surat ini. Kakak ingatkah kau saat kita dulu jumpa banyak sekali pelajaran yang aku dapat darimu.
Kau mengenalkan aku pada Tuhan kita. Rabb semesta alam. Kau mengajari ku segala hal. Mulai dari tersenyum sampai aku harus belajar ikhlas. Kau tahu tidak banyak hal yang aku alami pasca bertemu denganmu. Its amazing for my life. Aku menemukan banyak sekali keajaiban Tuhan yang Dia berikan.
Tapi terkadang aku selalu merasa sendiri.
Aku selalu yakin Allah selalu menemani ku, dan kedua malaikat itu selalu mendampingiku. Tapi, mereka goib.
Cukuplah Allah yang ada di hati ini. Bahkan Allah selalu meyakinkan hamba-Nya bahwa Dia lebih dekatdari urat nadi hamba-Nya. Dan aku yakin itu. Karena pintu yang tlah Dia bukakan sehingga aku mendapati mu dihadapanku dan kau ulurkan tanganmu. Mengajakku mencari cahaya-Nya. Menggenggam erat tanganku agar aku tak terjatuh. Aku berada disampingmu, saat aku menatapmu senyuman mu selalu menghiasi wajahmu.
Kakak, hendak kau bawa aku kemana?
Kau membawaku dengan berlari-lari kecil. Tibalah disebuah bangunan besar kau hentikan langkahku. Kau menatapku dan hanya senyuman yang kau lontarkan. Kau melepaskan genggaman tanganku. Dan berjalan ke depan pintu itu, kau menengadah menatap langit kau pejamkan mata, menghembuskan nafas yang panjang. Kau memegang daun pintu itu dengan kedua tanganmu,perlahan kau membuka pintu itu.
Rasa penasaranku muncul, dan aku mendekati kakak dengan perlahan-lahan. Aku berdiri dibelakang kakak dan hendak menengok ke dalam pintu itu. Tapi, entah aku tak berani melihatnya lebih dekat aku hanya berada satu meter di belakang kakak.
Saat pintu itu terbuka, kilauan cahaya menyilaukan mataku, aku tutup mataku dengan tangan kiriku hingga mataku terpejam. Seketika pintu itu tertutup kembali. Saat aku buka mataku, sudah tak kudapati dirimu kak. Apakah kau masuk ke dalam pintu itu.
Tapi mengapa kau?
Meninggalkanku?
Aku tengok ke arah kiri dan kanan, hendak mencari mu. Tapi tak aku dapati mu disini. Aku hanya dapati pintu itu tepat berada dihadapanku. Aku bertekad untuk melangkah mendekati pintu itu, aku kerahkan semua keberanianku. Perlahan aku langkahkan kakiku, hingga akhirnya aku tepat berada di hadapan pintu itu.
Aku mengangkat tanganku, dan berusaha memegang daun pintu itu dengan kedua tanganku, entah mengapa tangan ini bergemetar, dan dadaku berguncang keras. Aku atur nafasku dengan baik agar aku merasa tenang. Aku menarik nafas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan, pertanda aku siap. Aku menengadah ke langit, menghembuskan nafas yang panjang dan aku memjamkan mata. Perlahan aku buka pintu itu. Angin kencang menembus tulang ku, tapi aku berusaha langkahkan kakiku kedalam. Brughhhh….pintu itu tertutup kembali.
Perlahan aku bukakan mataku.
Aku langsung terperanjat dari tidurku. Ternyata aku hanya bermimpi. Aku dapati diriku sedang berada dalam kasur yang empuk. Nafasku tak karuan dan aku berusaha mengatur nafas ku dengan baik. Aku menarik nafas panjang dan aku keluarkan perlahan.
Astagfirullah.
Aku langsung bergegas ke kamar mandi hendak berwudhu. Sungguh mimpi yang…………..

Nyatakah dirimu,,wahai kakak?

Ciamis, 10 Juni 2012
08.21 pm