Saat dua hati saling bersimpul padu, menyatu dalam naungan cinta-Nya,
takkan ada yang dapat memisahkan kedua insan yang saling mencintai karena
cinta-Nya selain sang Maha cinta yang berkehendak atasnya. Manusia diciptakan
saling berpasangan satu sama lain, Allah tlah menggariskan akan kemana jiwa ini
berlabuh, kepada siapakan jari tangan ini akan saling melengkapi rongga-rongga
jari yang kosong. Bersama menciptakan generasi dalam barisan yang kokoh.
Hari itu adalah hari yang paling bersejarah bagi dua insan yang saling
mencintai karena Allah. Dipertemukan dalam jalan dakwah dengan penuh cita
membangun ruhiyah,jasadiyah,dan fikriyah yang sehat dan baik, bersama mencari
Ridho Illahi. Terbesit dalam diri rasa iri akan keduanya. Karena keduanya
begitu saling melengkapi satu sama lain. Laki-laki yang baik adalah untuk
wanita yang baik, itulah yang tercermin dari keduanya. Akan ada banyak insan
yang mendambakan hal itu, tapi semuanya kembali kepada Sang Pemilik Cinta.
Seorang kawan menepuk pundakku, tanpa aku sadari dia langsung menjerat
tubuhku, memelukku dengan erat, dan berbisik, “wahai sahabat tabahkanlah
hatimu, ini mungkin sangat menyakitkan hatimu, dia bukanlah untukmu. Hatimu
mungkin saja terluka, kecewa, dan penuh amarah akan peristiwa hari ini.”
Dengan lembut aku melepaskan pelukan kawanku itu, dan memegang erat
tangannya yang lembut. Aku memadangi wajahnya lamat-lamat dan memperlihatkan
senyumanku yang manis. Aku pun berkata, “Apa yang harus kau khawatirkan
sahabatku? I always kind, aku selalu baik, bahkan aku akan baik-baik saja.” Dia
balas memegang tanganku lebih erat dan berkata, “kau tak bisa membohongi dirimu
sendiri kan? Dan mata mu takkan pernah berbohong, sebenarnya sekarang kau
sedang merasakan sakit kan? Melihat dia bersama seorang perempuan di atas
pelaminan sana, dan perempuan itu bukanlah dirimu tapi orang yang lain.”
Aku pun balas tersenyum dan berkata, “ sahabat apakah kau pernah
mendengar sebuah kisah perempuan yang ditinggal pergi jauh selamanya oleh calon
suaminya? Ada seorang gadis yang seharusnya menikah diusia muda, tapi karena
dia begitu ingin mensukseskan karirnya akhirnya membuat dia mendapat suatu
julukan perawan tua karena saking belum ingin menikah dan dia beranggapan bahwa
pernikahannya akan mengganggu karirnya, tapi atas permintaan kedua orang tuanya
dia pun berusaha mencari seseorang yang dapat menjadi pendamping hidupnya. Dan
atas kehendak Allah dia pun dipertemukan dengan seorang pemuda yang sangat baik
akhlaknya. Akhirnya dia pun menetapkan tanggal pernikahannya dengan pemuda itu,
setelah mantap dan yakin bahwa pemuda itu yang terbaik untuknya. Gaun pengantin
pun sudah rapih dan siap dipakai untuk akad nanti dan bersanding bersama di
pelaminan. Tapi, Allah pun berkehendak lain, gadis itu harus diuji- diuji
keimanannya, Allah pun memanggil calon suaminya itu untuk menghadap-Nya, dan
pergi meninggalkan gadis itu untuk selamanya. Aku sempat berpikir dan merasakan
betapa sakit hatinya, betapa tercabik-cabik hatinya, seseorang yang sudah lama
dia tunggu untuk menjadi seorang imam yang membimbing dia untuk lebih baik, dan
bersama-sama mencintai Allah harus pergi selamanya. Seharusnya hari itu adalah
hari yang paling membahagiakan hidupnya karena sudah dapat sempurnalah
ibadahnya, tapi malah duka yang didapat, akan ada rasa menyesal, kecewa, amarah
mengapa semua ini terjadi. Tapi dia sedang diuji-diuji keimanannya. Selama
beberapa waktu akhirnya gadis itu mulai bisa merelakan dan menerima atas
kehendak yang Allah berikan. Ternyata pemuda itu bukanlah jodohnya, bukanlah
seseorang yang dapat mendampingi hidupnya kelak. Dia mencoba untuk bersabar dan
mensyukuri setiap apa-apa yang ditetapkan oleh Allah, dan buah kesabaran dan
rasa syukur yang tiada tara, sampai akhirnya Allah mengirimkan seseorang yang
dapat menyempurnakan ibadahnya, dan menjadikan dia sebagai seorang istri yang
taat pada suaminya. Datanglah seorang pemuda yang gagah berani menjemput dia.
Dan sekarang bisa saja aku merasakan sakit, merasakan tercabik-cabiknya
hati ini penuh amarah dan kecewa, tapi aku pun dapat pelajaran dari kisah gadis
itu, dalam hati ini butuh kesabaran dan rasa syukur agar hati ini dapat ikhlas
dan merelakan kepergian seseorang. Dia bukanlah untukku, dan ternyata bukan
yang terbaik untukku. Allah telah berkendak lain, dan diri ini sedang
diuji-diuji keimanannya. Dan sekarang aku sedang menanamkan kesabaran dan rasa
syukur dalam hati ini agar aku mendapat cinta dan kasih sayang Allah, sehingga
aku dapati keikhlasan dan kerelaan dalam hati.”
Sahabatku memelukku dengan erat, akupun membalas pelukkannya itu.
Sahabat kunci kehidupan didunia ini ada dua yaitu SABAR dan SYUKUR,
seberapa sabarkah kita dapati ujian dari Allah dan seberapa syukurkan kita
dapati nikmat dari Allah.
“Aku percaya kau akan datang menjemputku, walau aku tak tahu kapan
pastinya. Karena Allah Sang Maha Tahu Segalanya.”
@dikutip dari aku untuk aku
Bee kind
1332013 8.59 pm