Selasa, 02 September 2014

Hujan selalu punya cerita.


Kalau kau turun deras kebumi, sebagian manusia mengucap syukur atas kedatanganmu karena atas berkat rahmat Allah dan kehendak-Nya kau diturunkan kebumi memberikan makan pada tumbuhan di bumi ini. Mereka juga memiliki kebutuhan untuk hidup yakni air. Setelah sekian lama panas mentari memberikan sinarnya untuk nutrisinya, kini kau datang dengan gembira menyirami mereka hingga segarlah kembali. Kini mereka pun dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia.
Kalau kita cermati hidup di dunia ini memang sangat banyak sekali peruntungan untuk kehidupan manusia. Manusia hanya tinggal memetik buah dari pohonnya, setelah usahanya menanam dan memberi pupuk juga memelihara supaya tumbuh segar. Tak perlu repot lagi untuk membuat bunga yang kelak menjadi buah yang segar. Tugas itu diberikan kepada tumbuhan yang menghasilkan buah. Kita sebagai manusia hanya bertugas untuk memelihara jika ada ulat yang memakan daun dan memberi pupuk. Manusia hanya tinggal memetik buahnya saja.
Tentunya untuk mendapati hasil dari tanaman yang kita tanam, haruslah memiliki sifat yang sabar. Kenapa? Terkadang apa yang kita tanam itu tak selalu memiliki buah yang tak manis, karena bisa pula kita selalu kecolongan oleh ulat, atau kelelawar yang berpesta dimalam hari memakan habis semua buah dari pohon yang sudah kita tanam. Atau bisa jadi karena jari jemari yang usil memetiknya tanpa izin. Kemungkinan itu bisa saja terjadi, ini sebagai ujian untuk kita apakah kita dapati kesabaran didalamnya ataukah lebih banyak menggerutu dan berputus asa?
Begitulah perjalanan sebuah cinta terhadap orang yang menarik hati. Terkadang manis bila ditanam dalam hati. Memikirkannya selalu tersenyum sendiri. Miliki khayal untuk mendapatkan cintanya pula, tak sebatas itu tapi juga khayal untuk menjadi pendamping darinya. Saat cinta itu kita tanam dalam hati ini, maka bersiaplah untuk menghadapi ulat yang menggerogoti sampai ia berlubang, atau kelelawar yang dapat memakan ia habis tak bersisa, atau bersipalah untuk tidak kecolongan oleh jari jemari yang usil menggodanya.
Bila cinta kita tanam dalam hati, khawatir saat ia dicabut dengan kasar itu akan membekas didalamnya. Maka biarlah cinta itu tumbuh secara alami dalam hati, bukan karena sengaja kau tanam, tetapi Allah sedang menitipkannya padamu. Supaya kau ingat darimanalah cinta itu berasal. Supaya kau tahu bagaimana cara kau memberikannya pada manusia lainnya. Tak sembarang kau petik begitu saja. Tapi, kau pun harus tahu bahwa cinta akan senantiasa berikan hal yang manis jika kau mengggunakannya dengan tepat. Dan akan berikan hal yang pahit jika kau tak pandai menggunakannya dengan baik.

Jagalah cinta yang ALLAH titipkan untukmu. Maka kau akan dapat menjaga dirimu dari segala hal yang membuatmu gelisah.