Kalau kau
turun deras kebumi, sebagian manusia mengucap syukur atas kedatanganmu karena
atas berkat rahmat Allah dan kehendak-Nya kau diturunkan kebumi memberikan
makan pada tumbuhan di bumi ini. Mereka juga memiliki kebutuhan untuk hidup
yakni air. Setelah sekian lama panas mentari memberikan sinarnya untuk
nutrisinya, kini kau datang dengan gembira menyirami mereka hingga segarlah
kembali. Kini mereka pun dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia.
Kalau kita
cermati hidup di dunia ini memang sangat banyak sekali peruntungan untuk
kehidupan manusia. Manusia hanya tinggal memetik buah dari pohonnya, setelah
usahanya menanam dan memberi pupuk juga memelihara supaya tumbuh segar. Tak
perlu repot lagi untuk membuat bunga yang kelak menjadi buah yang segar. Tugas
itu diberikan kepada tumbuhan yang menghasilkan buah. Kita sebagai manusia
hanya bertugas untuk memelihara jika ada ulat yang memakan daun dan memberi
pupuk. Manusia hanya tinggal memetik buahnya saja.
Tentunya
untuk mendapati hasil dari tanaman yang kita tanam, haruslah memiliki sifat
yang sabar. Kenapa? Terkadang apa yang kita tanam itu tak selalu memiliki buah
yang tak manis, karena bisa pula kita selalu kecolongan oleh ulat, atau
kelelawar yang berpesta dimalam hari memakan habis semua buah dari pohon yang
sudah kita tanam. Atau bisa jadi karena jari jemari yang usil memetiknya tanpa
izin. Kemungkinan itu bisa saja terjadi, ini sebagai ujian untuk kita apakah
kita dapati kesabaran didalamnya ataukah lebih banyak menggerutu dan berputus
asa?
Begitulah
perjalanan sebuah cinta terhadap orang yang menarik hati. Terkadang manis bila
ditanam dalam hati. Memikirkannya selalu tersenyum sendiri. Miliki khayal untuk
mendapatkan cintanya pula, tak sebatas itu tapi juga khayal untuk menjadi
pendamping darinya. Saat cinta itu kita tanam dalam hati ini, maka bersiaplah
untuk menghadapi ulat yang menggerogoti sampai ia berlubang, atau kelelawar
yang dapat memakan ia habis tak bersisa, atau bersipalah untuk tidak kecolongan
oleh jari jemari yang usil menggodanya.
Bila cinta
kita tanam dalam hati, khawatir saat ia dicabut dengan kasar itu akan membekas
didalamnya. Maka biarlah cinta itu tumbuh secara alami dalam hati, bukan karena
sengaja kau tanam, tetapi Allah sedang menitipkannya padamu. Supaya kau ingat
darimanalah cinta itu berasal. Supaya kau tahu bagaimana cara kau memberikannya
pada manusia lainnya. Tak sembarang kau petik begitu saja. Tapi, kau pun harus
tahu bahwa cinta akan senantiasa berikan hal yang manis jika kau
mengggunakannya dengan tepat. Dan akan berikan hal yang pahit jika kau tak
pandai menggunakannya dengan baik.
Jagalah
cinta yang ALLAH titipkan untukmu. Maka kau akan dapat menjaga dirimu dari
segala hal yang membuatmu gelisah.