Kamis, 01 Desember 2011

cahaya kasih

Sahabat atau Cinta
            Dalam dunia ini banyak yang tiada mengerti hidup yang dijalani mesti berbagi. Dalam cinta kasih kita bersama berdiri bergenggaman jemari menyatukan hati. Dia berikan kepada seluruh manusia, kasih sayang karena kita semua tiada berbeda. Bila kau mau sadari cinta kasih tak memilih kau dan aku kita semua sama. Bila kau mau berbagi apalagi yang dinanti kasih putih karunia Illahi. (Snada- Kasih Putih)
            Sahabat mengertilah, pahamilah, jauhkanlah hati mu dari rasa tak mau menyadari atau tak mau memahami. Untuk urusan seperti ini hindarilah dulu egomu. Sahabat atau cinta keduanya bukanlah suatu pilihan yang harus dipermasalahkan. Bukalah mata, bukalah pikiran dan bukalah hati, bila kita membuka mata,  disekitar kita takkan pernah lepas dari peran seorang sahabat yang selalu menemani hari-hari kita, teman bermain, teman berbagi, teman yang selalu ada dalam suka dan duka, teman yang selalu memberikan motivasi dan begitu inspiratif. Bila kita membuka pikiran kita, sahabat adalah sesosok makhluk Allah yang dikirimkan lewat setiap jalan yang kita tempuh, entah pada saat memrangi sebuah permasalahan hidup yang pribadi atau pun yang kompleks, biasanya tempat curhat yang paling ngena itu kita curahkan pada sahabat kita. Selain itu, jargon “gax ada loe gax rame” selalu membuat diri ini begitu berharga tapi tanpa rasa angkuh dalam hati. Bila kita membuka hati, ingatlah sahabat adalah sesosok makhluk Allah yang selalu berusaha memahami setiap apa-apa yang kita rasakan, mencoba mengerti walau begitu sulit jadinya. Tapi, selalu berusaha memberikan yang terbaik, tak pernah ingin mengecewakan, tak pernah ingin melukai, tak pernah ingin menyakiti hati.
            Bila kita buka mata, pikiran dan hati, sahabat sangatlah menentukan masa depan kita, bukan berarti masa depan kita ada ditangan sahabat , masa depan tetaplah ada dalam genggaman Allah dan genggamanmu, tapi masa depan tercerminkan dari siapa sahabat kita masa dulu dan sekarang. Maka dari itu sahabat, jauhkanalah dirimu dari orang-orang yang dzolim dan berkumpulah dengan orang-orang yang selalu berusaha untuk memperbaiki diri juga mendekatkan diri pada Allah. Setelah kau buka mata, pikiran dan hati, rasakanlah, mengertilah, pahamilah, betapa kuatnya genggaman jemari-jemari menggapai tanganmu saat kau akan terjatuh, dia menangkapmu dengan sangat cekatan dan tak pernah ingin melepaskan genggaman itu saat kau terbangun dan berlari kembali bersama. Meraih cita dalam bahtera untuk menggapai Ridho-Nya. Saat dia harus pergi untuk berhijrah, dia selalu berusaha membuat mu bahagia dan tersenyum tak ingin dirimu merasa kehilangan atau sedih, maka dia selalu berkata “ You never walk alone, kau takan pernah berjalan sendirian”, kalimat yang sangat khas yang selalu terlontarkan dari lidahnya dan selalu dibarengi dengan goresan senyuman diwajahnya. Itulah sahabat seorang sahabat yang selalu setia.
            Lalu bagaimana dengan Cinta?
Sahabat bukalah selalu mata, pikiran dan hatimu. Apabila mereka bertiga sempat tertutup, bukalah kembali dengan perlahan dan rasakanlah kesejukkannya, kelak kau dapat menikmatinya. Apabila mereka bertiga tak kunjung terbuka, introspeksi dirilah pada jiwa-jiwa ini, tanyakan apa yang sedang terjadi dengan imanmu, segeralah bangkit dari keerpurukan dan paksakan secara tegas untuk mebukanya.
Saat ku buka mata, aku melihat sebuah bahtera yang di penuhi penumpang dengan kapasitas yang terlalu berlebih, terjadi sikut menyikut, senggol menyenggol, bahkan terkadang berbuah pertikaian antar penumpang. Dimanakah seorang pemimpin itu berada?
Saat ku buka pikiran, tak perlu jauh-jauh ku mencari di setiap sudut bahtera itu untuk mencari seorang pemimpin dari salah satu mereka, seorang pemimpin yang memakai baju mewah, gagah, tampan, berwibawa, yang berdiri dihadapan mereka, bersua-sua melontarkan aturan-aturan, kebijakan-kebijakan. Dihadapanku, mereka para penumpang itu yang saling bertikai merupakan seorang pemimpin bagi dirinya masing-masing, dimanakah seorang pemimpin itu berada? Tak ku lihat rasa kepemimpian yang mereka tunjukkan, tak ada sama sekali rasa wibawa, bijaksana atau saling menghargai.  Tak ada rasa cinta yang mereka tebarkan untuk penumpang yang lain. Kita memang membutuhkan satu pemimpin dalam dunia ini untuk berjuang bersama dalam menghadapi pertikaian dunia, kita memang membutuhkan satu pemimpin untuk menjalankan sebuah bahtera dalam menjalani hidup di dunia. Kita memang membutuhkan satu pemimpin untuk ditaati, tapi pemimpin yang mana? Pemimpin yang seperti apa?
Seorang pemimpin layaknya baginda kita, kekasih Allah yang selalu dimuliakan umat manusia Rasulullah saw.
Seorang kakak laki-laki berkata padaku, “ adik, kakak memang bukan baginda Rasul yang dapat memimpin umatnya dengan kesempurnaan, yang memiliki sifat siddiq, amanah, fatonah, tabligh. Untuk menjadi seperti beliau memang tak dapat seutuhnya, tapi untuk menjadi diri ini yang seutuhnya dijalani dengan proses yang tidak sebentar, butuh bertahun-tahun untuk belajar dan terus belajar, mengkaji, memahami lalu mengamalkannya. Tapi adik tidak kah kau tahu Rasulullah begitu menyayangi seluruh umatnya, bahkan saking sayangnya pada saat beliau wafat, beliau memanggil-manggil umatnya, ummati ummati ummati dan berdoa pada Allah agar umatnya tidak merasa kan sakit pada saat roh keluar dari badannya seperti yang beliau rasakan, begitu sayangnya Rasululloh pada kita selaku umatnya. Bahkan beliau bersabda, “Sakratul maut itu lebih perih daripada tiga ratus tebasan pedang. Karenanya, ketika itu tubuhnya mengeluarkan keringat, matanye mendelik, hidungnya membengkak, tulang rusuknya terangkat, napasnya meninggi, dan warna kulitnya menguning (pucat).” (Napak Tilas Roh-Imam al ghazali:hal. 6).  Karena kasih sayang Rasulullah yang beliau berikan terhadap istri-istrinya, maka ketika Aisyah melihat Rasulullah saw. Dalam keadaan itu, sementara beliau berbaring di pangkuannya, aisyah mengusap air matanya. Kemudian Aisyah mendendangkan bait-bait syair: Demi diriku, suara keras  yang menyakitkan dan memedihkan. Sebelumnya jin tak menyentuhmu dan aku tak cemas akan ketakutan. Terus kupandang wajahmu bagai celupan saat memudar. Saat warna mayit menjadi pucat cahaya wajahmu tetap bersinar. (Napak tilas Roh-Imam al-Ghazali: hal.6)
            Subhanallah apakah ini cinta sahabat, yang Rasulullah selalu berikan? kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita semua selaku umatnya. Kasih sayang inilah bentuk dari cinta yang Allah berikan.
Bukalah hatiku, saat dalam hati ini tlah terdapat cahaya Islam, cahaya Iman , cahaya Makrifat, dan cahaya Tauhid, lengkaplah sudah hidup ini dihiasi dengan selalu mendekatkan diri pada-Nya. tak pernah ingin lepas dari-Nya, setiap hembusan nafas, langkah kaki, setiap bergerak, itu semua karena-Nya.
Bukalah mata, pikiran dan hati sahabat, cinta memiliki makna yang sangat luas, sangaaat luaas, tidakkah kau merasa dangkal saat kau berpikiran sempit tentang cinta itu?
Tanpa cinta, apakah akan ada saling menghargai dan menghormati?
Tanpa cinta, apakah akan ada ukhuwah yang bisa dirajut?
Cinta---Cerita indah namun tiada akhir. Ya, saat cinta datang menyapa membuat hati merasa nyaman, saat cinta hadir dalam jiwa membuat raga hidup dengan damai. Cinta yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya, merupakan fitrah yang luar biasa. Cinta menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap sesama, tak akan ada pertikaian karena cinta mengajarkan untuk saling menghargai.
Sahabat jika kau dihadapkan pada sebuah pilihan Sahabat atau cinta, bukalah mata, pikiran dan hati, tanpa cinta persahabatan tak akan pernah terjadi, maka dari itu dalam persahabatan pasti akan tumbuh cinta. Keduanya tak bisa dipisahkan satu sama lain. Keduanya saling melengkapi satu sama lain. Bukalah mata, pikiran dan hati.
Wallahualam, Allah mengetahui segalanya sedangkan diri ini tidak.
                                                           

2 desember 2011, Kindness a bee

Tidak ada komentar: