Selasa, 08 November 2011

cahaya ukhuwah

Nikmat Hari Ini


Beginilah jikalau masuk tanpa menganalisis terlebih dahulu, akibatnya terkurung dan tak bisa keluar. Tapi, untungnya aku sadar dengan sekelilingku, diluar sana ada orang yang sedang berwudhu, lalu aku ketuk pintunya dengan keras dan meminta tolong dari dalam, dengan kesungguhan hati dan kekuatan pikiran juga memohon pertolongan hanya pada Allah semata, akhirnya ada seorang gadis yang sedang bersama temannya membukakan pintunya. Dia tersontak kaget ketika mendapatiku terkurung di wc itu, dengan senyum manis aku berkata, “makasih, itu pintunya tidak ada daun telinganya, jadi tak bisa di buka dari dalam.”
Peristiwa yang mengesankan,akhirnya setelah shalat ashar aku berkenalan dengan gadis itu, ternyata dia bernama Hani bersama dengan temannya yang bernama syifa, mereka baru tingkat 1 jurusan biologi fakultas fkip. Terimakasih sahabat semoga Allah selalu merahmati kalian. Jazakillahu khoiron katsiron. ^_^ semoga kita bisa bertemu lagi.
Diperjalanan pulang hendak menuju parkiran fe, disanalah pikiran ku mulai berimajinasi dan berpikir ternyata memang benar memberi lebih membahagiakan dari pada diberi. Teringat kisah yang di ceritakan oleh bang kemas mahmud pada saat kuliah dhuha season ke tiga. Katanya ada seorang pemuda yang kuliah di universitas pendidikan indonesia, dia itu adalah seorang anak yang sederhana. Dia tinggal di kosan. Hingga suatu hari nanti sang ibu mengirimkan surat padanya, dan meminta snag anak untuk bersegera pulang karena sudah selama 3 tahun dia tak pulang. Tapi untuk saat ini sang anak tak bisa pulang karena dia tak memiliki uang untuk berangkat pulang kampung. Akhirnya sang anak berjanji pada sang ibu, bahwa dia akan pulang apabila dia berhasil mendapatkan beasiswa. Masalah yang sedang dihadapi nya saat ini adalah uang, untuk bayar kost saja tidak ada apalagi biaya untuk pulang kampung. Dan akhirnya dia menghampiri bang kemas dan bercerita bahwa dia sudah tidak ngekost lagi ditempat dia kost karena dia tak sanggup lagi harus membayarnya dengan apa. Dia berkata pada bang kemas, “bang pokoknya  mulai hari ini dan seterusnya saya akan menjadi orang yang memiliki banyak  teman, saya tidak akan kuper lagi, sampai saya mendapatkan beasiswa itu”. Dan terbukti pada saat itu setiap semester dan setiap harinya dia memiliki banyak teman dan selama tiga tahun dia tinggal bersama teman-temannya. Dengan usahanya yang gigih dan bersungguh-sungguh akhirnya dia mendapatkan beasiswa itu, dan dia menelepon ibunya. “ bu alhamdulillah saya sudah dapat beasiswa, dan saya bisa pulang sekarang. Ibu mau di bawakan apa?” sang ibu berkata, “ kau mau pulang saja ibu merasa senang, yasudah kau belikan ibu mukena saja ya nak, supaya ibu bisa lebih rajin dalam shalatnya”. Akhirnya sang anak pulang dengan sekantung mukena ditangannya, hanya itu yang dia bawa. Dia begiu senang karena sudah 3 tahun kebelakang dia tak pernah pulang. Sesampainya di depan rumah, dia mendapati seorang wanita yang sudah terlihat keriputnya sedang menyapu dihalaman rumah, dia datang dengan senyuman dan salam, “ assalamu’alaikum ibu?”,, wanita itu menoleh dan menjawab salam darinya,” wa’alaikumsalam. Nak kau sudah pulang.” Akhirnya sang anak memberikan hadiah mukena kepada ibunya. Pertanyaannya siapakah yang paling bahagia? Si anak apa si ibu?
Jawabannya si anak, karena dia sudah membuat si ibu bahagia dan tersenyum.
Aku merasa lega disaat cinta ku memang tak terbalas oleh sang pujangga hati, tapi janganlah risau Allah tlah mempersiapkan yang lebih baik. Memberi memang lebih membahagiakan dari pada diberi, mencintai lebih baik dari pada dicintai. Menghargai lebih mulia daripada dihargai. Jadi mulai saat ini perbaikilah diri ini, mulailah sekarang mencoba untuk bisa memberi bukan diberi, karena apa.. tangan diatas lebih baik dari tangan yang diatas. Bukan begitu?
Ciamis. 06 oktober 2011
Selesai pukul 17:36

Tidak ada komentar: