Lucu
Saat aku perhatikan tingkah kalian saat ini, saling bertatap
tapi tak saling bertegur sapa.
Lucu
Saat aku perhatikan tingkah kalia,
Dulu saat aku blum mengenal, kalian begitu dekat layaknya
pinang dibelah dua,
Tapi kini semua itu sirna saat perkembangan masa, entah apa yang sudah terjadi.
Aku tak ingin tahu, tapi kalian menarik perhatianku, untuk
mengetahui apa-apa.
Lucu
Saat aku peratikan
tingkah kalian, pandangan mata saling bertatap tapi seakan tak melihat.
Bukan lawan tapi tak
seperti kawan, melainkan layaknya orang lain yang belum saling mengenal satu
sama lain.
Setiapnya memiliki kawan-kawan
yang sama. Tapi kalian seakan tak saling bertkawan.
Lucu
Seorang dari kalian seketika
merasa begitu kehilangan dan kesepian karena kawanpun tak ada. Seorang dari
kalian lagi terlihat seakan begitu tanang dan tak acuh.
“kalau sekiranya aku
mencurahkan semuanya, segala hal tentang aku, apapun itu, entah apa yang akan
terjadi, karena kawan tak selamanya jadi kawan.”
Kau berikan aku
pelajaran:
setiapnya hanya bersifat sementara. Kawan takkan
selamanya jadi kawan, lawan
pun tak selamanya
jadi lawan, hidup tak selamanya hidup akan ada mati, mati tak selamanya mati akan
ada kehidupan selanjutnya.
Pantas saja kita
harus banyak bergantung, bersandar dan mencurahkan semuanya kepada Sang Maha
Mendengar. Karena hanya Dia-lah yang mampu menjaga semuanya, mulai dari hal
yang terkecil.
Hanya Tuhan yang tahu
Lucu
Aku selalu berharap
dan berdoa pada Allah agar dipersatukannya kembali hati-hati kalian.
Sempat menyayangkan,
tak bisakah kalian seperti sedia dulu kala, hidup berdampingan saling
membutuhkan cinta kasih dan dukungan.
Tapi, entah kini yang
ku lihat hanya potret bayangan yang kaku, dingin dan semu.
Saling bertatap tak
bertegur sapa,
Saudaraku tak bisakah
kau saling berjabat tangan dan merangkul satu sama lain. Karena sekarang kalian
sedang membutuhkan keharmonisan itu lagi.
Saat perbedaan tlah
memuncak, saat hati sudah tak bias menerima perbedaan itu, tak bisakah kau buka
mata, telinga dan hati untuk mencoba menerima perbedaan itu.
Terkadang setipa
kitanya terlalau banyak menuntut, ingin diperhatikan, ingin dimengerti, ingin
dipahami, ingin dan ingin tanpa kita ingat bahwa setiap lainnya pun sedang
membutuhkan itu semua dari kita.
Pernahkah kau
mendengar “apabila kau ingin di hargai, maka hargailah orang lain terlebih
dahulu”, tak cukupkah kalimat ini menjadi gamparan untuk kau pahami?
Kau harus bisa meminimalisirkan
keegoisan itu.
Dikutip dari aku
untuk aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar