Sabtu, 01 Oktober 2016

PERANTAUAN



Aku mengaku kalah dari orang orang yang memanfaatkan hari minggunya untuk berdagang. Kita boleh saja mengira kalau mereka bukanlah seorang pemimpi. Namun kita salah dalam hal ini, mereka adalah salah satu pemimpi yang handal. Berdagang tak sebatas memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka berbagi duka dan suka, mencari relasi agar dapatkan beberapa produk. Mengharuskan mereka untuk banyak berbagi karena mereka berpikir bagaimana caranya mereka masih dapat berdagang jika mereka tak ebrmodal atau tak miliki modal atau habis modal. Aku dan mereka masih dalam fase masa muda. Selalu tergampar jika dipertanyakan “Dipakai apa saja masa mudamu saat ini?” atau jika kita menempuh usia lanjut bisa saja pertanyaan yang sama namun ada perbedaan kata “ Dipakai apa saja masa mudamu saat itu?”. Kau tau jika hidup hanya mencari sebuah materi kau bisa dapatkan dimana saja, namun hubungan serta dengan saudara saudara sekitarmu apakah bisa kau dapat dimana saja?
Melihatnya pagi hari ini begitu semangat menyambut pagi, ku sadari bahwa waktu lebih dari uang. Ia khawatir jika ia tak pergi segera, mentari kan smakin terang pertanda ia terlambat untuk membuka lapaknya. Tergambar rona bahagia saat ia memamerkan produk yang ia ambil dan bawa. Selalu ada harapan. Bahkan penuh harapan. “Doakan semoga dagangannya laku ya!! Assalamu’alaikum” dengan wajah merah meronanya.
Kau tahu disini aku banyak belajar banyak hal. “Semakin kita belajar semakin kita tahu, semakin kita tahu maka semakin kita banyak belajar” *arsyaKc*l. Mulailah kita membuka pikiran kita bahwa ilmu tak hanya didapat dibangku sekolah saja, namun disekitarmu banyak hal yang bisa kau pelajari. Sang guru berkata kenalilah dirimu, kenalilah potensimu, kau kan tau kelemahanmu jua. “Know your self, know your enemy”.
Bukalah matamu dipagi ini, dengan tak tidur kembali selepas subuh inilah rasa syukur yang luar biasa yang pernah aku rasakan.ternyata mengapa orang tua dulu berkata “ Bangunlah nak. Janganlah kau tidur lagi selepas subuh. Nanti rezekimu dipatuk ayam”. Ini bukanlah akal akalan orang tua kita dulu supaya kita patuh padanya namun ini pun perintah Allah. Subhanallah. Aku seakan menyesali hari – hari kemarin karena hari kemarin tak lebih baik dari hari kemarinnya, dan hari kemarinnya tak lebih baik dari hari kemarinnya lagi, dan hari kemarinnya lagi tak lebih baik dari hari kemarinnya kemarin lagi. Akulah orang merugi kawan.
Saat ini kutliskan semua yang sedang ku rasa, sedang ku pikir, sedang ku renungi.
Hidup ini takkan lepas dari rasa Sabar dan syukur yang kan mengantarkan kita pada keikhlasan.
Hidup ini takkan lepas dari pencarian sebuah hidayah yang kan menguatkan kita pada keistikomahan.
Hidup ini takkan lepas dari masalah dan derita yang kan mengajarkan kita pada kesungguhan.
Jika kita inginkan hidup yang nyaman, buatlah ia senyaman mungkin. Jika kita inginkan hidup yang berada, buatlah ia seadanya mungkin. Tetap mengingat bahwa Allah memebrikan apa yang kita butuhkan.
Hari ini adalah hari dimana aku berhasil untuk tidak tidur kembali selepas subuh, dan hari dimana kau dapat menuliskan semua apa yang kurasa dan aku pikir. Kau tahu saudaramu yang kan selalu memebrikan inspirasi itu, maka ambilah pelajaran darinya. Semakin aku mengenal aku maka aku  akan mengenal aku diluar aku.
Sunday, Oktober 2nd 2016
@SundayEnglishandCafe

Selasa, 09 Februari 2016

Kini Kasih tak sampai lagi

Lagi dan lagi jika aku mengeluhkan kisah cintaku, miris selalu diambang ketidaksampaian. terkadang aku berpikir jahat, apa maunya kau? Namun segera ku hela semua. Akan ada hikmah dibalik ini semua bukan?
Tidakkah kau merasa bahwa Ia telah menyayangimu, Ia yang lebih perhatikanmu, Ia yang lebih mengetahui isi hatimu. juga Ia yang mengetahui yang terbaik untukmu. Hendaklah kau bersyukur akan setiap nikmat yang Ia berikan, mengapa kau tak menyadari?
Bersabar memanglah jalan untuk kau temukan jalan yang terbaik, namun jika dibarengi rasa syukurmu itu akan lebih bisa kau dapatkan jalan dan hasilnya.
keduanya tak bisa kau pisahkan kawan. tak bisa kau gunakan barang sendiri-sendiri.
bila kasih tak sampai lagi, maka Ia sedang persiapkan kasih yang terbaik untukmu.
Don't be affraid!

Jumat, 22 Januari 2016

Cinta Itu Harus Ditumbuhkan (Part1)

Ayah, ibu bilaku besar nanti aku akan seperti kalian berdua, Menjadi seorang yang dewasa, harus mampu membekali diri dikala diri tak ada upaya. Namun harus selalu tegar saat masalah melanda. Jika kini ku belum mampu melengkapi dien ku, maka izinkan aku berikan penghargaan ku sebagai seorang anak yang harus bakti sampai akhir hayat. Kalian selalu berkata, "Kau masih menjadi tanggungan kami". Aku rasa aku masih menikamati berada disekitarmu. Selama Rabb belum hendaki aku dapatkannya, aku akan berusaha untuk berikan yang mampu ku untukmu. Tak terasa kini usiaku suda berkepala dua. 
Misi pendidikan formalku kini sudah selesai. Ku penuhi semua inginmu dengan segala kebutuhan yang kau berikan sampai ku dapat memiliki gelar sarjanaku. Kau selalu berkata, "Kami menyekolahkanmu untuk bekal masa depan nanti, kau harus lebih berjaya dari kami". Harapan itu yang selalu kau paparkan untukku jadikan sebuah motivasi diri. 
Kini semua terlewati terasa cepat. Tak terasa bergulir begitu cepat. Tentunya tiadalah henti pengharapanmu saat ini. Kau pun mendambakan seorang imam yang dapat membawaku kejalan Tuhannya. Yang miliki pengharapan-pengharapan laiknya dirimu untuk kesejahteraan hidupku. Semuanya untukku, segalanya tentangku. Kini kau sedang asik bercerita padaku, tentang pengharapan mu yang kesekian. Hingga buatku berpikir bagaimana caranya agar kali ini aku tak kecewakanmu. Ku berusaha setiap malam tiba, ku paksakan bangun di sepertiga malamnya untuk bermunajat pada Rabb, kelak ia kehendaki untukku seseorang yang terbaik untukku dan yang kau pun ridho dengannya. 
Kini aku berada dalam episode penantian. Ada beberapa saudaraku pun yang menawarkan untuk mencarikan, mereka berkata. Dalam hati ku berkata, "Biarlah Allah yang tahu inginku, dan ia yang berikan kebutuhanku". Sempat terngiang apakah egoku sedang berperan? 
Terlintas, tiadalah pertolongan Allah yang tak Allah perintahkan kepada hambaNya. Pertolongan Allah akan datang, bisa melalui dari siapapun. 
Wahai sang Penulis, ku yakini Kau sedang menuliskan kisah ku. Walau dalam sebuah kisah terkadang ada kisa sedih ataupun bahagia. Aku yakin Kau berikan kisahku yang terbaik. Kisah yang aku harapkan dan aku butuhkan. 
Sejarah takkan pernah menunggu kesiapanku bukan?
dengan menyebut namaMu (Allah) aku ikhlas.